Assalamu’alaikum.
Wr.Wb
Alhamdulillah
dan puji syukur kehadirat Allah SWT saya ucapkan atas terselesainya
tugas makalah penddidikan agama islam tentang “ PERILAKU TERPUJI”. Tanpa ridha
dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat
dirampungkan.
makalah ini
disusun sebagai tugas pembelajaran agama
islam untuk SMA kelas XI semester ganjil. Besar harapan kami agar makalah ini
dapat digunakan dalam mempelajari bagaimana berperilaku terpuji dalam konteks ini
adalah taubat dan raja’. Saya juga
berharap bahwa dengan hadirnya makalah ini akan mempermudah para siswa dalam
proses belajar disekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Akhirnya,
sesuai dengan petatah “ tiada gading yang
tak retak,” kami mengharapkan saran dan kritik, khususnya dari bapak/ibu
pembimbing bidang studi Agama Islam.
Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah yang maha kuasa. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para lembaga
yang telah membantu penyelaesaian makalah ini.
Wassalamu’alaikum.
Wr. Wb
Taliwang, 07
November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
1.
PENGERTIAN TAUBAT.............................................................
2.
PENGERTIAN RAJA’..................................................................
3.
PENJELESAN PARA ULAMA
..................................................
a.
Taubat.........................................................................................
b.
raja’.............................................................................................
4.
KEUTAMAAN................................................................................
a.
Taubat.........................................................................................
b.
Raja’.............................................................................................
5.
CONTOH KISAH NYATA.............................................................
a.
Orang Yang Bertaubat..............................................................
6.
LEMBAR KOMITMEN SISWA ...................................................
A. Pengertian
taubat
·
Jika
ditinjau dari segi etimologi, term tobat adalah bentuk masdar dari
kata dasar تاب- يتوب- توبة tersusun dari akar kata ت- و- ب Kata
ini memiliki arti asal الرجوع (kembali). Contoh dalam kalimat تاب من
ذنبه sama dengan kalimat رجع عنه , berarti ia telah meninggalkan
perbuatan dosanya.
·
Dalam
beberapa kamus bahasa Arab, kata tobat diartikan sebagai al-rujû’ min
al-dzambi yang artinya “kembali dari perbuatan dosa”. Di dalam hadist
disebutkan bahwa al-nadmu taubatun “penyesalan itu manifestasi tobat”.
Orang yang bertobat kepada Allah (wa tâba ilâ Allâh) adalah kembali
kepada Allah dari perbuatan maksiat dengan taat kepada-Nya (wa ra’aja ‘an
al-ma’siat ilâ al-tâ’at). Jadi menurut Abu Mansur, asal dari
kata tobat adalah kembali kepada Allah. yakni ketika seorang hamba telah
bertobat kepada Allah, maka Allah akan kembali menerima hamba-Nya dengan
pemberian ampunan.
Senada dengan pengertian di atas, Ibrahim Anis, et.
al, mendefinisikan tobat sebagai berikut :
الاعتراف والندم والاقلاع والعزم على
الاّ يعاود الانسان مااقترفه
Artinya : “Tobat adalah pengakuan penyesalan,
pencabutan terhadap perbuatan masa lalunya yang kelam), dan itikad manusia
untuk tidak membinasakan (mengulang-ulangi) dosa yang telah diperbuatnya. Oleh
karenanya tobat itu dapat menghilangkan perbuatan dosa”.
menurut
al-Ashfahany, tobat merupakan upaya meninggalkan perbuatan dosa dengan cara
yang baik. Tobat adalah cara penyesalan yang terbaik. Masih menurut
al-Ashfahany, ia mengklasifikasikan penyesalan menjadi tiga; adakalanya orang
yang menyesal mengatakan “saya tidak melakukan”, atau dia berkata “saya
melakukan karena sebab begini”, atau “saya melakukan dan dan saya berkehendak
dan sungguh saya telah mencabutnya”. Tobat secara syara’ adalah menanggalkan
perbuatan dosa karena kejelekannya, dan menyesal atas kealpaannya serta
bertekad untuk meninggalkan kebiasaan buruk.
B. Pengertian
Raja’
Pengertian raja’ secara bahasa, berasal dari bahasa arab, yaitu “rojaun”
yang berarti harapan atau berharap. Raja’ yang dikehendaki oleh islam adalah
mempunyai harapan kepada Allah untuk mendapatkan ampunan-Nya, memperoleh
kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta yang terpenting
adalah mengharap rahmat serta keridaan Allah.
Raja’ merupakan
perbuatan terpuji. Raja’ dapat meningkatkan keimanan dan lebih mendekatkan diri
kepada Allah. Untuk itu, seseorang yang berharap memperoleh rahmat dan rida
Allah serta kebahagiaan di dunia dan di akhirat, tentunya akan berusaha
melakukan perbuatan yang dapat mewujudkan harapannya tersebut.
Namun jika
seseorang hanya berharap saja tanpa mau berusaha, hal ini disebut
berangan-angan pada sesuatu yang mustahil atau yang disebut dengan tamammi,
yang dampaknya nanti menyebabkan seseorang berputus asa, putus harapan terhadap
rahmat dan rida Allah. Hal ini merupakan kebalikan dari sifat raja’. Oleh
karena itu, sifat putus asa ini dilarang oleh Allah SWT.
Firman Allah
SWT.:
“…dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”(QS. Yusuf [12] :87).
Kita dilarang untuk berputus asa dalam menghadapi masalah dalam kehidupan
di dunia dan dalam mengharap ampunan dari Allah.
عَلَىأَنفُسِهِمْلَاتَقْنَطُوامِنقُلْيَاعِبَادِيَالَّذِينَأَسْرَفُوا
الذُّنُوبَجَمِيعًاإِنَّهُهُوَالْغَفُورُالرَّحِيمُ
رَّحْمَةِاللَّهِإِنَّاللَّهَيَغْفِرُ
“katakanlah:
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang maha pengampun lagi maha
penyayang.”(QS. Az Zumar [39] :53)
Seseorang yang mempunuai sifat raja’ tentu akan bersikap optimis, dinamis,
selalu berpikir kritis dan semakin sadar serta mengenal dirinya sendiri.
Al-Quran
dan Hadis Tentang Taubat Dan Raja’
1. Firman Allah Ta'ala QS. At-Tahrim : 8
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ
تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي
اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا
وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).
Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah
tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersamanya."
2. Firman Allah Ta'ala QS. An-Nur: 31
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا
الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
3. Firman Allah Ta'ala QS. Al-Maidah : 74
أَفَلَا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ
وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Maka Mengapa mereka tidak bertaubat kepada
Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang."
4. Firman Allah Ta'ala QS. Az-Zumar : 53
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى
أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
5. Diriwayatkan Imam Muslim, dari Abu Sa'id Al-Khudri Radliyallah
'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ
بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِانَّهَارِ
لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا
"Sungguh Allah 'Azza wa Jalla membentangkan
tangan-Nya pada malam hari untuk merima taubat pelaku dosa di siang hari, dan
akan membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat pelaku dosa
di malam hari."
Sungguh Allah 'Azza wa Jalla membentangkan tangan-Nya
pada malam hari untuk merima taubat pelaku dosa di siang hari, . .
6. Diriwayatkan Imam muslim dan Ibnu Majah, dari Rifa'ah
Al-Juhni, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُمْهِلُ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ مِنْ
اللَّيْلِ نِصْفُهُ أَوْ ثُلُثَاهُ قَالَ لَا يَسْأَلَنَّ عِبَادِي غَيْرِي مَنْ
يَدْعُنِي أَسْتَجِبْ لَهُ مَنْ يَسْأَلْنِي أُعْطِهِ مَنْ يَسْتَغْفِرْنِي
أَغْفِرْ لَهُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ
"Sungguh Allah akan memberi tangguh, sehingga
berlalu setengah atau sepertiga malam, lalu berfirman: ((hambaku tidak meminta
kepada selain-Ku, maka siapa saja yang berdoa kepada-Ku pasti kan Ku kabulkan,
siapa saja yang meminta kepadaku pasti kan kupenuhi permintaannya, siapa saja
yang memohon ampun pada-ku pasti kan kuampuni sehingga terbit faja.))."
7. Diriwayatkan Imam Muslim, dari Anas bin Malik radliyallah
'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ
يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلَاةٍ
فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى
شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِي ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ
كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ
مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِي وَأَنَا رَبُّكَ أَخْطَأَ مِنْ
شِدَّةِ الْفَرَحِ
"Sungguh Allah sangat gembira dengan taubat
hambanya ketika bertaubat kepada-Nya, melebihi senangnya seorang hamba yang
bepergian dengan kendaraannya di sebuah negeri yang gersang, lalu kendaraannya
tadi hilang, padahal bekal makan dan minumnya berada di atasnya, lalu ia patah
harapan untuk mendapatkannya, lalu ia berteduh di bawah pohon dengan diliputi
kekecewaan. Ketika seperti itu, tiba-tiba kendaraannya berdiri di sampingnya,
lalu ia pegang tali kendalinya, kemudian berkata dengan gembiranya : "Ya
Allah, Engkau adalah hambaku sedangkan akku adalah tuhan-Mu!! Dia telah
melakukan kesalahan karena terlalu gembira."
8.
Diriwayatkan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكُمْ
السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ
"Seandainya kalian semua melakukan kesalahan
(dosa), sehingga dosa kalian mencapai setinggi langit, kemudian kalian
bertaubat pasti Allah akan mengampuni kalian." (Dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani dalam al Shahihah: 2/604)
Keutamaan
Dari Taubat Dan Raja’
Keutamaan Taubat
- Penghapus dosa
- Akhlak mulia yang harus dikerjakan
orang yang berdosa
- Media penyesalan seseorang
- Mendekatkan diri kepada Alloh
- Menambah iman dan taqwa
Keutamaan Raja'
- Memperoleh keridhaan Alloh
- Terhindar dari perbuatan dosa
- Mendapatkan kepuasan hidup
- Mendekatkan diri kepada Alloh SWT
- Sarana penyelesaian persoalan
hidup
- Memperoleh kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat
Contoh Kisah Nyata
Rapuhnya Taubat Sang Pemabuk
(True Story) Ini adalah berawal dari sebuah
kegalauan hati seorang pecandu minuman keras.
Rico, bukan nama sebenarnya, hanyalah pemuda yang
biasa saja. Seperti remaja umumnya, dia bangga dengan memiliki banyak
teman. Hampir setiap hari dia menghabiskan waktunya untuk bermain, dan
keluyuran, entah mencari aroma ”kepuasan” dalam hidupnya.
Sudah Lima tahun ini dia mengejar kepuasan hidup
sebagai anak muda yang tidak tahu arah dan tujuan hidup, kelimpungan, gak
karuan, pecandu berat minuman keras. Berbagai macam minuman telah dia rasakan,
cimeng, ganja, dan segala macam jenis penyumbat mulut telah berhasil dia
jejalkan dalam mulut pongahnya. Yang selalu menyebut kesekian perbuatan
begundal itu sebagai sebuah ” SENI”. Mulut pongahnya, yang selalu pandai
mencari beribu alasan untuk membenarkan perbuatan salahnya.
Dia beragama Islam, dia juga pandai mengaji,
karena dahulunya dia juga pernah belajar mondok akunya. Meskipun dalam
keadaan mabuk berat dia tidak pernah sekalipun menyakiti orang-orang yang
ada disekitarnya. Dia masih saja tetap simpatik dan menaruh hormat kepada orang
lain. Ruhaninya belum mati 100 %,
Ramdahan tahun-tahun lalu, telah banyak dia
habiskan untuk berpoya-poya mengejar “kebahagiaan” semu. Pada Selinting ganja,
pada berbotol-botol minuman syetan memabukkan, pada semua rutinitas yang
memburu kesenangan sesaat.
Ramadhan kali ini, dia bertekad ingin memperbaiki
diri (bertobat), senang sekali rasanya saya mendengar kabar..
” Si Rico Sholat….!!!”
” Si Rico Puasa…!!!”
saya pun, diam-diam juga mengucapkan syukur atas
kabar baik ini. Di hari pertama ramadhan, dia benar-benar telah berubah, dia
sudah benar-benar sholat dan berpuasa. Hari kedua, semakin baik, ia mantabkan
hatinya bahwa ramdhan ini harus berubah…..Akan tetapi…
Di hari ketiga ramadhanlah Ujian itu
muncul, sepulang dari shalat tarawih, dia mendapati teman-temannya yang dahulu
berkubang dalam kesesatan, tengah berpesta miras didalam kamarnya. Mereka
tengah asyik melambungkan angan-angan kosong, pada sebotol anggur merah yang
rasanya menyedakkan tenggorokan.
Rico, yang keimanannya tengah diuji, benteng
pertaubatan yang barus saja dia bangun dalam tiga hari, sudah harus mendapatkan
gempuran kuat dari bala tentara syaitan. Teman-temannya yang dahulu ikut
memberikan secangkir ” kenikmatan” kepadanya.
Apa yang terjadi, ada pertempuran hebat dalam
hati kecilnya, dia ingin sekali menyudahi “maksiat” ini. Dan menutup rapat-rapat
celah syetan yang mencoba menyusup menawarkan pesona ” kenikmatan” kepadanya.
Namun, kenyataannya sunnguh mengecewakan, bala tentara syetan masih terlalu
tangguh dibandingkan dengan benteng taubat yang baru dia bangun tiga hari itu.
Dia limbung, mengalah demi satu kata. ” TOLERANSI”, rumus toleransi yang
ngawur, “baginya lebih berdosa menolak ajakan temannya untuk
mabuk-mabukan, dari pada menolak ajakan orang lain untuk sholat atau ngaji“.
Hari ini, aku berkata kepadanya..sebagai seorang
teman yang senang temannya kembali kepada kebaikan dan agama. Aku berkata
lantang kepadanya ” Aku sangat kecewa denganmu“ . Namun, dia
hanya mengucapkan satu kalimat.
” Aku saja kecewa dengan diriku sendiri,
aku sudah tak berhak mendapatkan idul fitri”
Lembar Komitme Siswa
Nama saya Ilham
goefran khan, saya sekolah di SMAN 1 Taliwang, jurusan ips(ilmu pengetahuan
sosial). Saya adalah seorang pelajar yang jarang mengerjakan tugas dan jarang
mengejarkan sholat lima waktu. Banyak waktu yang saya lalaikan untuk bermain
bukan untuk beribadah kepada allah s.w.t. selama ini saya hanya menyusahkan
orang tua saya. Dengan tingkah laku aku yang menyebalkan. Dalam materi ini saya
banyak mendapatkan pengetahuan tentang islam. Dimana saya banyak mendapatkan inspirasi
tentang bertaubat kepada allah s.w.t yang dimana memotifasi saya untuk
bertaubat kepada allah swt. Untuk lebih baik dari hari yang kemarin. Saya rasa
selama ini hanya hanya hidup dengan banyak dosa dan kebohongan kepada kedua
orang tua saya. Daan saya tau, hidup ini sangat singkat untuk kita terutama
untuk aki sendiri yang dimana jarang mengerjakan sholat. Ya allah ampunilah aku
dengan banyak kekurangan ku ini. Ampunilah aku ya allah yang banyak menyusaikan
orang tua aku. Mungjki hanya ini yang dapat saya sampaikan. Was war wab.
0 komentar:
Posting Komentar